haru pilu di saat kita biru
kita tak lugu tak juga dungu
hanya gila mencoba hal yg baru
hal yg tabu di kejar rasa ingin tau
hariku harimu dulu jadi satu
diceritamu ada aku, diceritaku pasti ada kamu
hitam putih ingin ku tulis di hidupku
kita raja, kita merdeka
tak ada yg tak di bagi dua
luka kita bagi rata berdua
dunia senja kita, awal kita berkelana
berpesta di tengahnya malam
terbit tengelam martahari cepat berlalu
tak kurasa hari menuakan aku
ku mulai jemu dengan langkahku
aku mulai berhenti tentukan tempat singahku
kau tetap berlalu dengan hidupmu kawanku
di jalan yg dulu, masih seperti dulu
hingga kita berpisah di pagi baru
saat matahari bangunkanku dan kau masih di tidurmu
perpisahan kita tak seindah hari kita
sempat kau ragukanku,
dan sumpahanmu buat langkahku berat berlalu
tanpa lambayan tanganmu aku berlalu
entah mengapa langkahku ini mengajakku pergi
menengok jalan masa lalu ceritaku
melihat goretan yg kubuat dulu
setelah bertahun-tahun berlalu
kulihat disudut gelap ada bangkai yg bernyawa
sampah usang tak berguna dan di pandang hina
dengan raut wajah yg ku kenal
dia sahabatku yg langsung kupeluk dengan jiwaku
ceritaku dan kamu kita urai dari yang kini hingga yg berlalu
tak kusangka kau tetap dijalan itu
sedih hatiku melihatmu, ku ulurkan tanganku
tapi kau tampar dengan gaya ngak butuh
kini aku diduniaku dan kau di duniamu
kauhina aku dengan duniaku
dan aku pilu dengan duniamu
aku pun berlalu dengan lukaku teman
dengan hari yang baru ku ingin menemuimu
dengan sejuta harapan baru inginku ajak kamu
dengan sejuta pula badai menerpaku saat itu
tak sangup aku berdiri, rebahkan tubuhku
hari ini kawan aku meliat jasatmu
jasatmu tak bernyawa di depan mata
kau yg mati dibunuh yg kau suka
kau yang mati dikerumuni nista
padahal baru kemarin kau dipelukku
masih terasa jelas aroma tubuhmu, panasnya tubuhmu
terhenti semua kata-kataku hanya ada air mata
air matalah yg bisa ceritakan semua
inikah pertemuan akhir kita kawan
hari itu adalah hujan terdasyat di hidupku
hujan yg menghentikan cerita kita
melihat sahabat ku menjadi bangkai
slamat jalan kawanku
aku di sini pasti merindukanmu
dukaku saat itu pasti hanya kau yg tau
ku abadikan namamu dalam hidupku
ini hatiku untukmu sahabatku
kita tak lugu tak juga dungu
hanya gila mencoba hal yg baru
hal yg tabu di kejar rasa ingin tau
hariku harimu dulu jadi satu
diceritamu ada aku, diceritaku pasti ada kamu
hitam putih ingin ku tulis di hidupku
kita raja, kita merdeka
tak ada yg tak di bagi dua
luka kita bagi rata berdua
dunia senja kita, awal kita berkelana
berpesta di tengahnya malam
terbit tengelam martahari cepat berlalu
tak kurasa hari menuakan aku
ku mulai jemu dengan langkahku
aku mulai berhenti tentukan tempat singahku
kau tetap berlalu dengan hidupmu kawanku
di jalan yg dulu, masih seperti dulu
hingga kita berpisah di pagi baru
saat matahari bangunkanku dan kau masih di tidurmu
perpisahan kita tak seindah hari kita
sempat kau ragukanku,
dan sumpahanmu buat langkahku berat berlalu
tanpa lambayan tanganmu aku berlalu
entah mengapa langkahku ini mengajakku pergi
menengok jalan masa lalu ceritaku
melihat goretan yg kubuat dulu
setelah bertahun-tahun berlalu
kulihat disudut gelap ada bangkai yg bernyawa
sampah usang tak berguna dan di pandang hina
dengan raut wajah yg ku kenal
dia sahabatku yg langsung kupeluk dengan jiwaku
ceritaku dan kamu kita urai dari yang kini hingga yg berlalu
tak kusangka kau tetap dijalan itu
sedih hatiku melihatmu, ku ulurkan tanganku
tapi kau tampar dengan gaya ngak butuh
kini aku diduniaku dan kau di duniamu
kauhina aku dengan duniaku
dan aku pilu dengan duniamu
aku pun berlalu dengan lukaku teman
dengan hari yang baru ku ingin menemuimu
dengan sejuta harapan baru inginku ajak kamu
dengan sejuta pula badai menerpaku saat itu
tak sangup aku berdiri, rebahkan tubuhku
hari ini kawan aku meliat jasatmu
jasatmu tak bernyawa di depan mata
kau yg mati dibunuh yg kau suka
kau yang mati dikerumuni nista
padahal baru kemarin kau dipelukku
masih terasa jelas aroma tubuhmu, panasnya tubuhmu
terhenti semua kata-kataku hanya ada air mata
air matalah yg bisa ceritakan semua
inikah pertemuan akhir kita kawan
hari itu adalah hujan terdasyat di hidupku
hujan yg menghentikan cerita kita
melihat sahabat ku menjadi bangkai
slamat jalan kawanku
aku di sini pasti merindukanmu
dukaku saat itu pasti hanya kau yg tau
ku abadikan namamu dalam hidupku
ini hatiku untukmu sahabatku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar